Puluhan mahasiswa dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) menuntut pemisahan antara Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan ATM. Tuntutan itu disampaikan melalui aksi demonstrasi di UIN SGD Bandung, Rabu (12/11/2014).
Mereka menuntut agar pihak rektorat mengembalikan uang KTM yang dipungut kembali terhadap mahasiswa baru sebesar Rp 100.000. Mereka menganggap bahwa mahasiswa baru tidak perlu membayar sedangkan KTM dan kartu anggota perpustakaan belum juga dibagikan kepada mahasiswa baru
“Meskipun sudah berbentuk tabungan tetap saja uangnya tidak bisa diambil, ditakutkan kalau tidak menabung akan hangus dan harus terus diperbaharui,” ujar Nurdin Shandifa mahasiswa KPI semester 5. Lebih lanjut, ia pun menuturkan kecemasannya terhadap sistem yang dianggap kapitalis
Aksi dimulai dari Gedung Student Center pukul 08.00 dan berakhir di depan Gedung Rektorat. Namun aksi tersebut kurang ditanggapi oleh pihak rektorat. Dari pantauan Suaka, saat aksi berlangsung tidak ada perwakilan dari Rektorat yang menanggapi aksi tersebut.
Karena kurang tanggapan, Nurdin juga menuturkan jika hal ini tidak digubris oleh pihak Rektorat maka akan terjadi aksi selanjutnya dengan massa yang lebih banyak dan terdiri dari jurusan lainya.
Senada dengan Nurdin, Aban selaku Koordinator lapangan aksi tidak menginkan mahasiswa baru dijadikan kelinci percobaan dengan membuat KTM mencangkup ATM. Ia juga menentang penerapan sistem baru yang berbau kapitalis ataupun dianggap merugikan mahasiswa itu sendiri
Sementara itu, menurut mahasiswa baru KPI, Dey Reza mengaku ada pungutan 100 ribu untuk pembuatan KTM dari Fakultas. ”Pungutan itu uangnya di kolektif lewat kosma 100 ribu. Padahal kita udah bayar 175 ribu waktu OPAK. Nah sampai sekarang belum terima KTM,” ujarnya.
Sumber: suakaonline.com